SURON.CO, Kediri – Setiap desa selalu punya produk UMKM khas. Desa Badal memiliki usaha pembuatan kue bidaran yang pesanannya bakal meningkat menjelang Hari Raya Idul Fitri yang tinggal beberapa bulan lagi.
Mohammad Jasim adalah salah satu pelaku UMKM yang membuat snack bidaran, atau yang juga disebut widaran, di Desa Badal, Kecamatan Ngadiluwih. Lelaki 46 tahun ini merintisnya sejak 2014 silam. Kebetulan, usaha ini telah dilakukan keluarganya sejak lama.
Kini, Jasim sudah bersiap untuk menghadapi membanjirnya pesanan. Sebab, pengalaman tahun-tahun sebelumnya, produk makanan ringan ini kian laris manis ketika menghadapi Hari Raya Idul Fitri. “Paling banyak dicari saat Lebaran,” terang Jasim.
Membuat dua macam snack, rasa keju dan manis, pasar kue ini tidak hanya di Kediri. Juga menyasar hingga Tulungagung dan Nganjuk. Dikirim ke agen-agen besar. “Kalau untuk warga sini dijual eceran,” kata Jasim.
Jika eceran harga per kilogramnya Rp 40 ribu. Namun, untuk per tiga kilogram menjadi Rp 105 ribu untuk jeju dan Rp 120 yang varian manis. Dalam memproduksi snack ini masih manual. Karyawannya juga anggota keluarga. Kecuali ketika pesanan melonjak menjelang Lebaran.
Sebenarnya, saat ini tantangan bagi Jasim sangat besar. Terkait dengan harga bahan baku yang mengalami kenaikan. Terutama pada tapioka. “Belum memasuki bulan puasa, ini harga tepung tapioka sudah naik drastis,” keluh Jasim.
Tidak hanya tepung terigu, kenaikan juga terjadi pada bahan lainya. Seperti telur, hingga gula. Meski harga bahan baku mengalami kenaikan harga, namun Jasim tidak berani menaikan atau mengurangi bahan. Alasan tidak ingin mengurangi bahan karena takut mempengaruhi rasa.(*)