Minke.id, Surabaya – Gubernur Bank Rakyat Indonesia (BRI) Regional Office Surabaya, Setiyarta, menegaskan bahwa adopsi transaksi digital secara luas oleh pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) akan membantu mempercepat mereka untuk naik kelas. Menurutnya, penggunaan teknologi digital dalam transaksi akan membuka banyak peluang kemitraan, termasuk partisipasi dalam berbagai acara berskala besar yang dapat mempercepat pertumbuhan UMKM.
“Untuk cepat naik kelas, pelaku UMKM harus menjalin kemitraan. Acara-acara ini merupakan cara efektif untuk mempercepat perkembangan UMKM,” kata Setiyarta dalam acara di Surabaya, Rabu (15/1/2025).
Ia menjelaskan bahwa transaksi digital membawa banyak manfaat bagi pelaku UMKM. Dengan menggunakan produk perbankan digital BRI seperti kartu kredit, debit, dan QRIS BRImo, semua hasil transaksi tercatat otomatis. Fitur ini memudahkan para pelaku usaha dalam melakukan evaluasi dan menyusun strategi bisnis yang lebih baik ke depannya.
Lebih jauh, Setiyarta mengungkapkan bahwa penggunaan transaksi digital juga mempercepat proses pengajuan kredit dari bank. Dengan data transaksi yang terdokumentasi jelas, bank dapat lebih mudah melakukan analisis perkembangan bisnis sebelum memberikan pinjaman. “Ini tentu sangat menguntungkan bagi pelaku UMKM yang ingin memperluas bisnis mereka,” ujarnya.
Sebagai bentuk komitmen untuk mendukung UMKM, BRI menjalin kerjasama strategis dengan Pakuwon City Mall (PCM) untuk menggelar beberapa acara yang melibatkan pelaku UMKM dari berbagai sektor sepanjang tahun 2025. Tahun lalu, dari acara-acara outdoor saja, tercatat transaksi mencapai Rp50 miliar yang dilakukan melalui EDC BRI dan QRIS BRImo. Harapannya, angka ini akan meningkat seiring semakin banyaknya pelaku usaha yang berpartisipasi.
Sutandi Purnomosidi, Direktur Marketing Pakuwon Group, menyambut baik inisiatif ini. Ia menambahkan bahwa acara-acara tersebut bertujuan menciptakan destinasi keramaian baru di Surabaya Timur sekaligus memperkuat peran UMKM dalam roda perekonomian lokal. “Kami akan menggelar tujuh event di PCM bersama BRI, termasuk event Disney yang tahun lalu berhasil menarik lebih dari 1 juta pengunjung dalam satu bulan,” ujar Sutandi.
Namun, di tengah upaya digitalisasi yang terus berkembang, ancaman pemblokiran TikTok di Amerika Serikat turut menciptakan kekhawatiran bagi para kreator konten. Dengan lebih dari 170 juta pengguna di AS, TikTok telah menjadi salah satu platform penting dalam ekosistem media sosial. Jika pemblokiran ini terjadi, banyak kreator yang menggantungkan penghasilannya dari platform ini akan mengalami kerugian finansial.
Meskipun terdapat platform alternatif seperti Rednote, ketidakpastian terkait masa depan TikTok tetap menjadi perhatian besar bagi kreator konten dan penggunanya. Hal ini menunjukkan bahwa digitalisasi tidak hanya membawa peluang tetapi juga tantangan tersendiri.
Dalam konteks ini, BRI menegaskan komitmennya untuk terus mendukung UMKM di Indonesia agar dapat beradaptasi dengan perubahan zaman dan memanfaatkan teknologi digital untuk meningkatkan daya saing mereka. Transformasi digital menjadi kunci penting untuk mendorong pertumbuhan ekonomi, baik di level lokal maupun nasional.