Minke.id – Ramadan bukan hanya menjadi bulan penuh berkah, tetapi juga momentum bagi ibu rumah tangga untuk mengasah jiwa usaha mereka. Bazar Ramadan 2025 yang digelar di Alun-Alun Ponorogo, tepat di sebalik Gadung Melati, menjadi bukti nyata bahwa perempuan memiliki peran dominan dalam sektor usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) di Ponorogo.
Wakil Bupati (Wabup) Lisdyarita, saat membuka Bazar Ramadan 2025 pada Jumat (7/3/2025), menegaskan bahwa UMKM memiliki kontribusi besar dalam meningkatkan kesejahteraan keluarga sekaligus mendorong perekonomian daerah.
“UMKM adalah tulang punggung ekonomi Ponorogo. Mereka tidak hanya menciptakan lapangan kerja, tetapi juga mampu bertahan dalam kondisi sulit, seperti saat pandemi Covid-19 lalu,” ujar Wabup Lisdyarita.
Bazar Ramadan ini menghadirkan beragam produk lokal, mulai dari kuliner khas Ponorogo, kerajinan tangan, hingga produk fashion. Tak hanya itu, kegiatan ini juga diwarnai dengan pasar murah serta berbagi santunan bagi anak yatim piatu oleh Wabup Lisdyarita bersama Tim Penggerak PKK Kabupaten Ponorogo.
Keberadaan Gadung Melati menjadi salah satu faktor pendorong pertumbuhan UMKM di Ponorogo. Gerai ini berdiri atas inisiatif Ketua TP PKK Kabupaten Ponorogo, Susilowati, yang merupakan istri Bupati Sugiri Sancoko. Di tempat ini, berbagai produk unggulan dari desa-desa se-Ponorogo dipamerkan, memberikan kesempatan bagi pelaku UMKM untuk memperluas pasar mereka.
“Gadung Melati bukan hanya sekadar gerai, tetapi juga simbol kebangkitan ekonomi daerah. Kami juga menggelar Pasar Ramadan di setiap desa untuk semakin mendukung UMKM lokal,” jelas Wabup Lisdyarita.
Data dari Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Ponorogo menunjukkan bahwa industri makanan mendominasi 33,7 persen dari total pengajuan izin usaha, yang mayoritas berasal dari sektor UMKM. Pemkab Ponorogo pun terus memberikan berbagai kemudahan perizinan serta fasilitas pendukung, termasuk pendirian Gadung Melati.
“UMKM adalah penyumbang terbesar Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) di Jawa Timur, dan Ponorogo termasuk daerah yang memiliki potensi besar dalam sektor ini,” tambah Wabup Lisdyarita.
Nama Gadung Melati diambil dari motif batik khas yang terdapat pada udheng (penutup kepala) busana penadon, pakaian tradisional Ponorogo. Motif ini menjadi simbol kekuatan dan ketahanan UMKM dalam menghadapi berbagai tantangan ekonomi.
Wabup Lisdyarita juga menyoroti daya tahan UMKM yang lebih kuat dibandingkan usaha berskala besar. Saat banyak perusahaan besar tumbang akibat pandemi Covid-19, UMKM justru mampu bertahan dan terus berkembang.
“Pelaku UMKM sudah terbukti lebih tangguh. Mereka tidak hanya bertahan, tetapi juga terus berinovasi dan berkembang,” tegasnya.
Bazar Ramadan tahun ini bukan hanya sekadar tempat berbelanja, tetapi juga menjadi wadah bagi ibu rumah tangga dan pelaku UMKM untuk menunjukkan kreativitas serta meningkatkan perekonomian keluarga. Dengan dukungan penuh dari pemerintah daerah, diharapkan UMKM Ponorogo semakin maju dan mampu bersaing di tingkat nasional.