Minke.id – Festival Kuno-Kini 2025 sukses menyedot perhatian ribuan pengunjung sejak dibuka pada 23 Mei 2025 di kawasan depan Taman Hijau Simpang Lima Gumul (SLG) Kediri. Acara yang menjadi bagian dari rangkaian Hari Jadi Kabupaten Kediri ke-1221 ini tak hanya menghadirkan nuansa budaya yang kental, tetapi juga menjadi ajang promosi dan transaksi pelaku UMKM lokal.
Pada Minggu (25/5/2025), suasana kawasan SLG tampak ramai oleh pengunjung yang antusias menyusuri ratusan stan UMKM yang berjejer rapi. Dari kuliner tradisional, kerajinan tangan, hingga produk kreatif digital khas Kediri, semuanya tersedia dan laris manis.
“Seru, produk-produknya unik dan harganya terjangkau. Saya beli keripik tempe, minuman herbal, dan tas rajut,” ujar Siti Maulida (34), warga Kecamatan Ngasem yang datang bersama keluarganya.
Festival Kuno-Kini 2025 mengusung tema perpaduan budaya kuno dan modern yang dikemas dengan gaya kekinian. Acara ini dibuka oleh Wakil Bupati Kediri, Dewi Mariya Ulfa, yang mewakili Bupati Kediri Hanindhito Himawan Pramana, atau yang akrab disapa Mas Dhito.
Dalam sambutannya, Mbak Dewi menyampaikan bahwa Festival Kuno-Kini bukan sekadar seremoni, melainkan sarana penguatan sektor ekonomi kreatif berbasis lokal yang berdampak nyata bagi masyarakat.
“Jumlah UMKM yang berpartisipasi tahun ini meningkat menjadi 257 pelaku usaha, lebih banyak dari tahun lalu. Tahun sebelumnya, banyak pelaku UMKM sudah balik modal di hari ketiga, itu bukti nyata dampaknya,” ungkapnya.
Festival ini tidak hanya menampilkan produk, tetapi juga menghidupkan interaksi antara pelaku UMKM dan pengunjung. Pemerintah Kabupaten Kediri memanfaatkan momen ini untuk memperkuat branding produk lokal, sekaligus menanamkan nilai-nilai etika dan budaya masyarakat Kediri.
“Kami ingin masyarakat tidak hanya bangga dengan produk lokal, tetapi juga semakin mencintai budaya dan akar jati dirinya,” lanjut Mbak Dewi.
Acara ini juga menjadi wadah bagi generasi muda dan pelaku ekonomi kreatif untuk memperluas jejaring, mengembangkan inovasi, serta menumbuhkan ekonomi kerakyatan secara berkelanjutan.