Minke.id – Dalam rangka memperingati Bulan Bung Karno 2025, anggota Fraksi PDI Perjuangan DPR RI Sonny T. Danaparamita menggelar pelatihan kue basah untuk UMKM di Dusun Simbar, Desa Tampo, Kecamatan Cluring, Kabupaten Banyuwangi, Minggu (1/6/2025). Kegiatan ini menggandeng pelaku usaha perempuan desa sebagai bentuk nyata dari semangat gotong royong dan pemberdayaan ekonomi kerakyatan.
Sonny menegaskan bahwa kegiatan ini adalah bagian dari upaya memperkuat ekonomi rakyat dari akar rumput, sebagaimana diajarkan oleh Presiden Soekarno.
“Setialah kepada sumbermu. Kekuatan kita harus tetap bersumber kepada kekuatan rakyat. Tetap apinya semangat rakyat,” kata Sonny.
Kegiatan pelatihan kue basah ini menurutnya sejalan dengan prinsip ekonomi berdikari: dari rakyat, oleh rakyat, untuk rakyat.
Pelatihan yang digelar di Jalan Hasanudin No. 13 ini diikuti oleh puluhan perempuan, mayoritas ibu rumah tangga dan pelaku UMKM kecil. Mereka belajar membuat aneka kue tradisional khas Indonesia seperti klepon, kue lapis, hingga kue lumpur, sekaligus mendalami cara pengolahan makanan secara higienis, teknik pengemasan modern, dan pemasaran digital.
Menurut Ning Ayik Moebtadie, penggerak UMKM perempuan lokal, kue-kue basah ini tidak hanya menjadi produk ekonomi, tetapi juga simbol pelestarian kearifan kuliner lokal.
“Kami ingin perempuan desa tidak hanya menjadi penonton dalam ekonomi, tetapi pelaku aktif. Lewat usaha kue basah ini, kami berdaya sekaligus menjaga warisan budaya kuliner,” ujar Ning Ayik.
Selain dukungan moral dan politik, Sonny juga mendorong pemerintah pusat dan daerah untuk memberi akses lebih luas kepada UMKM. Mulai dari pelatihan lanjutan, pembukaan akses pasar, hingga penguatan permodalan bagi usaha milik perempuan desa.
“UMKM adalah tulang punggung bangsa. Apa yang dilakukan ibu-ibu di sini adalah bentuk nyata ekonomi kerakyatan dalam semangat Bung Karno,” terang Sonny.
Melalui kegiatan pelatihan kue basah UMKM desa, Sonny T. Danaparamita bersama komunitas perempuan di Dusun Simbar membuktikan bahwa ekonomi lokal dapat tumbuh dari desa, bila diberikan akses, pelatihan, dan semangat gotong royong. Kegiatan ini tidak hanya mengangkat potensi kuliner tradisional, tapi juga memperkuat peran perempuan sebagai motor penggerak ekonomi rakyat.