Minke.id – Dalam momentum peresmian peningkatan produksi minyak Lapangan Banyu Urip Infill Clastic (BUIC), Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Yuliot Tanjung melakukan kunjungan ke Anjungan Pusat Inkubasi Bisnis (PIB) Bojonegoro, Kamis (26/6). Kunjungan tersebut menjadi sorotan, karena Wamen ESDM secara langsung menyampaikan apresiasinya terhadap peran aktif EMCL (ExxonMobil Cepu Limited) dalam mendorong pengembangan UMKM Bojonegoro melalui program pemberdayaan masyarakat.
“Saya melihat banyak inisiatif yang membuktikan bahwa program pengembangan masyarakat tidak sekadar formalitas. Ini menjadi model pemberdayaan berbasis kolaborasi yang patut diapresiasi,” kata Yuliot.
Ia mendorong agar unit-unit usaha binaan ke depan dapat diarahkan menjadi lebih layak secara finansial dan memiliki skala ekonomi yang kuat dan berkelanjutan. Tujuannya adalah agar program-program seperti ini bisa memberikan kontribusi nyata dalam pengentasan kemiskinan dan pertumbuhan ekonomi lokal.
“Keberlanjutan itu penting. Kolaborasi antara industri hulu migas dan UMKM harus terus ditingkatkan agar dampaknya benar-benar terasa oleh masyarakat luas,” tambah Yuliot.
Wamen ESDM juga menegaskan bahwa UMKM di Bojonegoro memiliki potensi besar untuk berkembang, asalkan didorong dengan strategi pembinaan yang tepat. Ia menekankan pentingnya kemitraan lintas sektor, mulai dari pemerintah, pelaku industri, hingga akademisi.
Siswanto, Penanggung Jawab Program PIB Bojonegoro, menyambut antusias arahan tersebut. Ia menilai kunjungan dan perhatian langsung dari pemerintah pusat menjadi dorongan moral sekaligus tanggung jawab untuk terus memperkuat efektivitas program.
“Arahan dari Wamen menjadi energi baru bagi kami untuk menjalankan program yang lebih terukur, inovatif, dan berdampak langsung bagi masyarakat Bojonegoro,” ujarnya.
Hal senada disampaikan oleh Husna Widia, perwakilan EMCL, yang menekankan pentingnya sinergi antara perusahaan, mitra pelaksana, dan masyarakat. Menurutnya, keberhasilan program pengembangan UMKM tidak bisa dicapai tanpa kolaborasi menyeluruh.
“Kami berkomitmen menciptakan dampak ekonomi yang nyata dan berkelanjutan di sekitar wilayah operasi Lapangan Banyu Urip,” jelas Husna.
Dalam kunjungannya, Wamen ESDM juga menyempatkan diri meninjau berbagai produk UMKM yang ditampilkan di Anjungan PIB Bojonegoro. Produk-produk tersebut mencakup kuliner lokal, batik khas Bojonegoro, eco print, busana, dan kerajinan tangan yang telah mendapatkan pembinaan dan dukungan dari EMCL.
Anjungan ini berhasil menarik perhatian banyak kalangan, mulai dari Forkopimda Bojonegoro dan Blora, pejabat Kementerian ESDM, tokoh agama, akademisi, hingga insan media. Kegiatan ini sekaligus menjadi ruang apresiasi atas pencapaian para pelaku UMKM binaan dan memperkuat eksistensi UMKM Bojonegoro sebagai bagian dari ekosistem industri migas yang inklusif dan berdampak sosial.