Minke.id — Sebanyak 5.000 pasang sepatu anak buatan perajin lokal Mojokerto siap dikirim ke Los Angeles, Amerika Serikat. Langkah ini menjadi tonggak penting bagi UMKM alas kaki Kota Mojokerto dalam menembus pasar ekspor dan bersaing secara global.
Pengiriman ini merupakan hasil kerja sama pertama antara Herianto (40), perajin sepatu asal Kelurahan Blooto, dengan pembeli internasional melalui broker asal Korea Selatan.
“Kami produksi 5.000 pasang dalam dua minggu. Sekarang tinggal pengiriman sambil menunggu PO bulan Juli dan Agustus,” ujar Herianto saat ditemui di Mojokerto.
Herianto menjelaskan bahwa total permintaan yang masuk sebenarnya mencapai 150.000 pasang sepatu anak per bulan. Namun, karena ini adalah kerja sama pertama, ia memilih hanya memenuhi sebagian kecil pesanan.
“Saya ambil 5.000 pasang dulu. Sisanya saya arahkan ke sesama perajin di Mojokerto,” jelasnya.
Produksi sepatu dilakukan di Sentra Industri Kecil Menengah (IKM) Alas Kaki milik Pemkot Mojokerto, yang berlokasi di Kecamatan Prajurit Kulon. Fasilitas ini dilengkapi dengan mesin industri modern, mendukung kapasitas produksi hingga 500 pasang per hari.
Untuk memenuhi target ekspor, Herianto mempekerjakan 30–35 tenaga kerja lokal. Menariknya, seluruh bahan baku sepatu disediakan langsung oleh pihak pembeli dari luar negeri, dengan material utama didatangkan dari Tiongkok.
“Ekspor lebih aman karena ada DP 30 persen. Kalau di pasar lokal, seringkali tidak ada DP. Kita harus produksi dulu baru dibayar,” ungkapnya.
Meski peluang ekspor sangat besar, Herianto mengakui bahwa minimnya akses modal usaha menjadi tantangan utama bagi perajin sepatu kecil dan menengah di Mojokerto.
Untuk memenuhi pesanan 10.000–20.000 pasang senilai hampir Rp1 miliar, perajin membutuhkan modal awal sekitar 30–50 persen dari total nilai pesanan.
“Kalau perusahaan besar dalam negeri, sering kali tidak kasih DP. Ini berat untuk perajin kecil seperti kami,” jelasnya.
Herianto berharap agar pemerintah, khususnya Pemkot Mojokerto, bisa lebih aktif menyediakan fasilitas pembiayaan awal. Ia mengusulkan pembentukan badan perdagangan (trading house) yang dapat menjembatani pelaku UMKM dengan pembeli besar serta menyediakan bahan baku dan modal produksi.
“Kalau ada badan trading yang tampung PO, sediakan bahan dan dana awal, perajin tinggal fokus produksi. Saya yakin industri sepatu Mojokerto bisa tumbuh sangat cepat,” tegasnya optimistis.
Kesuksesan Herianto mengirim ribuan sepatu ke Amerika menjadi bukti bahwa produk UMKM lokal Mojokerto punya potensi besar untuk bersaing di pasar global. Dengan dukungan fasilitas IKM, mesin modern, dan sistem pembiayaan yang tepat, ekspor UMKM Mojokerto bisa menjadi tulang punggung ekonomi daerah.