Minke.id – Dalam upaya memperkuat ekonomi lokal dan meningkatkan daya saing sektor perikanan, Pemerintah Kota Probolinggo melalui Dinas Ketahanan Pangan, Pertanian, dan Perikanan (DKPPP) menggelar Pelatihan Manajemen Keuangan dan Pemasaran Inovatif Produk Kelautan dan Perikanan, Kamis (31/7/2025).
Acara yang digelar di Bale Hinggil, Jalan Dr. Soetomo, ini diikuti oleh 50 pelaku usaha binaan DKPPP. Pelatihan menyasar dua aspek utama yang krusial bagi keberlangsungan usaha: pengelolaan keuangan yang sehat dan strategi pemasaran berbasis inovasi, terutama menghadapi tantangan global seperti krisis ekonomi, perubahan iklim, dan transformasi digital.
Wali Kota Probolinggo H. Aminuddin dalam arahannya menegaskan bahwa produk berkualitas harus ditunjang dengan manajemen usaha yang solid. Ia menekankan pentingnya menyisihkan keuntungan minimal 20–30 persen sebagai dana darurat.
“Keuntungan usaha tidak bisa dihabiskan untuk konsumsi. Harus ada cadangan dana untuk menghadapi kondisi tak terduga seperti pandemi atau bencana alam,” ujar Aminuddin.
Ia juga mendorong pelaku UMKM untuk memperluas jaringan pasar hingga lintas daerah, serta berbagi ilmu dan praktik baik kepada kelompok lainnya demi menciptakan ekosistem usaha yang saling mendukung.
Kepala DKPPP, Aries Santoso, menyampaikan bahwa pelatihan ini merupakan bagian dari strategi penguatan kapasitas UMKM sektor perikanan. Salah satu inovasinya adalah program NYERBU (Nyemil Ikan di Hari Rabu), yang memberi ruang promosi dan penjualan produk olahan ikan di halaman kantor DKPPP setiap pekan.
“Kami berharap program NYERBU bisa diperluas hingga ke halaman Kantor Wali Kota agar jangkauan pasarnya lebih luas,” jelasnya.
DKPPP juga merancang kegiatan pameran produk perikanan di pusat perbelanjaan, serta gelar potensi ikan untuk mendorong konsumsi ikan di masyarakat sekaligus membuka peluang pasar baru.
Dua narasumber kunci hadir dalam sesi pelatihan, yakni Ellyas Aditiawan, Anggota Komisi II DPRD Kota Probolinggo, yang membahas kebijakan daerah untuk mendorong pertumbuhan UMKM perikanan, dan Ahmad Maulana, CEO PT Oreng Osing Banyuwangi, yang menyampaikan materi teknis tentang pengelolaan keuangan dan pemasaran digital.
Maulana menekankan pentingnya memisahkan keuangan pribadi dan usaha, membuat pencatatan sederhana, dan menggaji diri sendiri dari keuntungan usaha.
“Banyak UMKM gagal karena uang usaha dan rumah tangga dicampur. Pisahkan rekening dan buat catatan meskipun hanya di buku tulis,” sarannya.
Untuk strategi pemasaran, Maulana menyarankan kombinasi online dan offline: mulai dari titip jual di toko oleh-oleh, membuat brosur tester, hingga promosi lewat WhatsApp Story, grup Facebook, dan marketplace seperti Shopee dan Tokopedia.
Pelatihan ini menjadi langkah konkret Pemkot Probolinggo dalam mempersiapkan pelaku UMKM sektor perikanan agar siap bersaing di tingkat nasional bahkan global. Dengan meningkatnya permintaan akan produk olahan laut yang sehat dan bernilai tambah, pelaku usaha lokal diharapkan mampu naik kelas dan menembus pasar lintas pulau.
Melalui pendekatan edukatif dan sinergi lintas sektor, Kota Probolinggo menegaskan komitmennya menciptakan UMKM yang mandiri, inovatif, dan adaptif terhadap dinamika zaman.