SURON.CO, Mojokerto – Permintaan akan kacang mete Mojokerto jelang Lebaran 1444 H meningkat hingga tembus 5 ton. Kacang mete merupakan salah satu produk unggulan Kecamatan Ngoro, Kabupaten Mojokerto.
Salah satu desa di Kecamatan Ngoro terdapat banyak terdapat produsen kacang mete. Sejak dulu, kacang mete Ngoro dikenal memiliki kualitas unggul dan cita rasa yang khas. Camilan gurih ini merupakan oleh-oleh favorit yang kerap jadi buruan pemudik.
Tak heran jika penjualan kacang mete selama libur Lebaran selalu meningkat. Ada sekitar 10 produsen kacang mente di Desa Wonosari, Kecamatan Ngoro, Kabupaten Mojokerto tersebut. Salah satunya, yakni kacang mente Lumbung Mojopahit milik Muhammad Ilyas (35).
Siapa sangka usaha yang digelutinya sejak tahun 2016 lalu dari belajar di sebuah yayasan di desanya, kini menjadi mata pencaharian utama. Berawal dengan modal seadanya saat itu usai menimba ilmu untuk memproduksi kacang mete, kini permintaan saat libur Lebaran tembus 5 ton.
Bapak dua anak ini mengaku permintaan kacang mete saat Ramadan dan Lebaran meningkat sejak pandemi melanda 2020 lalu. Dari permintaan 2 ton meningkat menjadi 4 ton dan kini di angka 5 ton untuk momen Ramadan dan Lebaran.
“Iya ada peningkatan mulai pandemi. Sebelumnya hanya 2 ton, tahun 2020 naik dua kali lipat jadi 4 ton. Ramadan dan Lebaran tahun 2021 dan 2022 kemarin, naik jadi 5 ton. Mungkin karena harganya masih sama, tidak ada kenaikan,” ungkapnya, Senin (10/4).
Bapak dua anak ini menuturkan, di hari biasa permintaan kacang mete sekitar 100 kg-150 kg namun meningkat saat libur Lebaran. Permintaan akan naik menjelang bulan puasa tiba atau tepatnya satu bulan sebelum Ramadan. Dibantu tiga orang karyawannya, ia memenuhi permintaan pelanggan.
“Ada empat orang dengan saya. Satu bagian goreng, satu bagian peniris minyak, dan dua bagian kemas dengan saya. Ini beda dengan bagian kupas. Ada empat orang ibu-ibu sekitar yang membawa bahan mentah kacang mete untuk dikerjakan di rumah masing-masing,” katanya.
Selain dijual langsung ke pembeli, ada sekitar 30 pedagang yang mengambil kacang mete di tempatnya. Mereka berasal dari Mojokerto, Malang, Pasuruan dan Jombang. Ilyas menjelaskan, kacang mete menjadi oleh-oleh khas Ngoro karena rasanya yang dikenal enak.
“Ya, alhamdulillah, terus naik permintaan. Bahkan bahan dasar kacang mete dari Ngoro saja tidak bisa memenuhi permintaan tapi memang beda. Kacang mete asli Ngoro meski mentah dimakan ada rasa manisnya. Makanya ada kacang mete super dan biasa. Rasanya khas,” ujarnya.
Ia menjual kacang mete dengan dua macam, goreng dan mentah. Untuk goreng ada dua harga, Rp160 ribu per kg dan Rp170 ribu per kg. Sementara untuk kacang mete mentah juga ada dua harga. Yakni dijual dengan harga Rp140 ribu per kg dan Rp150 ribu per kg.
“Sebulan Ramadan mulai ramai sampai seminggu setelah Lebaran atau Lebaran Ketupat. Ini sudah ada yang pesan, nitip uang buat diambil nanti. Harapannya jika ada kenaikan harga, tidak naik karena sudah titip uang. Kita juga melayani eceran, ada potongan harga juga,” jelasnya.
Ilyas menambahkan, kacang mete produksinya dalam kondisi mentah bisa tahan sampai enam bulan. Sementara kacang mete goreng bisa tahan sampai 1,5 bulan. Permintaan akan kembali normal seperti hari biasa setelah Lebaran Ketupat.(*)